BANDAR LAMPUNG (Bandar.ID) -- Mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL) kembali menorehkan prestasi terbaik. Kali ini mahasiswa UBL Gusti Rianggono dari Program Studi Arsitektur berhasil mengharumkan nama UBL dan Indonesia di kancah dunia.
Mahasiswa Prodi Arsitektur UBL yang mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Universitas Kitakyushu Jepang Batch 6 dan 7. (Foto: Dok. UBL) |
Gusti Rianggono bersama timnya terpilih sebagai Honorable Mention (juara harapan) dalam ajang 16th IAHH International Student Design Competition 2018 yang diselengggarakan The International Association For Human Habitat (IAHH) di Rizvi College of Architecture, Off Carter Road Bandra West, Mumbai 400 050 India.
Kompetisi yang diselenggarakan pada 26 Januari 2018 dengan tema "Innovation and Human Habitat: The Neighbourhood as The Unit of Planning For A Human Habitat" ini diikuti berbagai negara seperti Jepang, Amerika, India, Austria dan lainnya.
Gusti Rianggono bersama 4 orang lainnya yaitu Indira Maya Wibowo, Lu Shengkang, Wang Junru, Xie Jing yang tergabung dalam tim mahasiswa internasional dari Indonesia dan Tiongkok mengikuti kompetisi ini sebagai bagian dari tugas perkuliahan yang diikuti selama program pertukaran mahasiswa University of Kitakyushu Exchange and Research Program (UK-SERP) 2018.
Pada kesempatan ini Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir, ST, MA (LA) sebagai dosen pembimbing Gusti sekaligus koordinator program UK-SERP bangga atas hasil yang diraih oleh mahasiswanya ini. Ia juga berharap agar mahasiswa-mahasiswanya dapat terus meningkatkan prestasi dan kemampuan diri. "Harapannya ya agar terus meningkatkan prestasi dan kemampuan diri, mengoptimalkan kesempatan yang didapat saat program UK-SERP, untuk terus meng-upgrade diri baik kemampuan desain dan riset, maupun komunikasi internasional dan wawasan global. Sehingga bisa membawa nama UBL, Lampung dan Indonesia. Sepulangnya dari program semoga bisa menjadi bibit perubahan dan menularkan budaya kreatif, positif, dan beretika," kata dia, Senin (12/2/2018).
Gusti bersama timnya mengangkat lokasi di daerah Naik Nagar, bagian dari daerah Dharavi di Mumbai India, yang tercatat sebagai salah satu pemukiman kumuh terbesar di Asia. Menurut Gusti, mereka terlalu ambil risiko mengangkat daerah ini sebagai tempat penelitian dikarenakan kelima anggota timnya tidak ada yang berasal dari India.
"Jadi memang sejak awal ikut kompetisi sudah diberi tahu profesor bahwa kami terlalu nekat untuk memilih lokasi di India, alasannya karena kompetisi ini cukup bergengsi dan banyak mahasiswa dari India yang ikut kompetisi ini pasti lebih mengetahui tentang India dari pada kami yang bukan orang India. Dengan kondisi seperti itu kami tidak pernah menyangka untuk menang ataupun dapat Honorable Mention untuk kompetisi ini," jelas Gusti.
Mahasiswa yang kini duduk di semester delapan ini juga berharap untuk dapat terus berinovasi menemukan solusi hunian kreatif dan dapat diterapkan di Indonesia. "Semoga saya bisa terus berinovasi menemukan solusi-solusi hunian yang kreatif untuk menyelesaikan segala jenis permasalahan permukiman yang terjadi saat ini. Target utamanya tentu untuk bisa mengaplikasikannya untuk tanah air saya sendiri," ujar Gusti.
Wakil Kepala Biro Marketing, Humas dan Kerjasama UBL, Bery Salatar menambahkan, Gusti Rianggono dan Cahaya Pertiwi merupakan mahasiswa program studi Arsitektur UBL yang saat ini berada di Jepang mengikuti program University of Kitakyushu-Student Exchange and Research Program (UK-SERP) Batch 6.
Mereka mengikuti Program Internasional Meriset dan Re-design Distrik Kota Kitakyushu terpadu selama enam bulan. Disusul kemudian Randika Anky Wijaya, Yunita Sari, dan Sultan Maulana, Batch 7 yang akan mengikuti program International Workshop and Conference selama dua pekan. "Kegiatan pertukaran mahasiswa ini merupakan program rutin yang terus berlanjut dan merupakan kerja sama internasional UBL dengan Universitas Kitakyushu Jepang," katanya.
Sementara itu, Rektor UBL Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, MBA mengapresiasi pencapaian mahasiswanya tersebut. Baginya hal ini menandakan mahasiswa UBL mampu mengoptimalkan dirinya untuk terus berkiprah dan berprestasi di berbagai bidang. Termasuk membuktikan eksistensinya baik di bidang akademik maupun non akademik di level internasional.
"Hal ini terbukti, dengan banyaknya prestasi yang diraih oleh para mahasiswa maupun dosen. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi teladan dan dilanjutkan bagi seluruh sivitas akademika UBL khususnya mahasiswa," kata dia.
Sumber : lampost.co
No comments:
Write comments